Rss Feed Facebook Twitter Google Plus

post:


Jumat, 19 April 2013

Pengertian Saddha dan Panca Saddha



Saddha
Saddha atau Sradha mempunyai arti kata Keyakinan. Keyakinan disini bukan berarti kepercayaan yang membabi buta atau asal percaya saja, akan tetapi suatu "Keyakinan yang didasarkan pada pengertian yang muncul karena bertanya dan menyelidiki" ( Vimamsaka Sutta, MN)

Keyakinan itu muncul karena pengertian, maka keyakinan umat Buddha pada sesuatu yang diyakini adalah tidak sama kualitasnya. Tidak ada pengertian yang sama dari orang yang berbeda-beda, akibatnya kualitas keyakinan setiap individu berbeda. Contohnya : Walaupun sama-sama siswa SMA beragama Buddha, namun karena pengetahuan dan pengertian seorang siswa tentang agama Buddha tidak sama dengan temannya, maka hal ini mengakibatkan kualitas keyakinan mereka berbeda.

Sumber keyakinan umat Buddha adalah dari Ajaran-ajaran Buddha Gotama yang tercantum didalam Kitab Tipitaka, antara lain yaitu :

1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Tiratana atau Triratna
3. Dewa
4. Bodhisatta atau Bodhisattva
5. Arahat atau Arhat
6. Buddha[1]
Panca saddha
1.      Keyakinan terhadap Adhi Buddha
AdiBuddha adalah salah satu sebutan untuk Tuhan Yang Maha Esa dalam agama Buddha. Sebutan ini berasal dari tradisi Aisvarika dalam aliran Mahayana di Nepal, yang menyebar lewat Benggala, hingga dikenal pula di Jawa. Sedangkan Aisvarika adalah sebutan bagi para penganut paham ketuhanan dalam agama Budha. Kata ini berasal dari ‘Isvara’ yang berarti ‘Tuhan’ atau ‘Maha Buddha’ atau ’Yang Mahakuasa’, dan ‘ika’ yang berarti ‘penganut’ atau ‘pengikut’.
2.      Keyakinan terhadap para Buddha, Bodhisatva, dan Arahat
Boddhisattva adalah calon Buddha atau seorang yang bercita-cita dan bertekad untuk menjadi Buddha, dengan menyempurnakan paramita.
Arahat adalah seorang pemeluk agama Buddha yang telah terbebas belenggu tanha (hawa nafsu), dengan jalan mencapai penerangan sempurna. Juga disebut siswa Sang Buddha, karena ketekunan dan keyakinannya melaksanakan ajaran sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari, berlatih dalam sila, samadhi dan panna, sehingga dapat mengatasi serta melenyapkan semua kekotoran batin dan mencapai tingkat kesucian tertinggi.[2]


[1] Vajra Mudra, Saddha, diakses pada 20 maret 2013, dari http://www.wihara.com/forum/ruang-dharma/4834-pbd-bab-iii-saddha-keyakinan.html
[2] Buddhaism for breakfast, Buddha Dharma, diakses pada 20 maret 2013, dari http://buddhaismforbreakfast.edublogs.org/2012/05/23/buddha-dharma/


Share This :

0 komentar:

Posting Komentar